Severity: Warning
Message: preg_match_all(): Unknown modifier 'M'
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 255
Backtrace:
File: /var/www/public_html/sportfeat/application/libraries/Article_lib.php
Line: 255
Function: preg_match_all
File: /var/www/public_html/sportfeat/application/libraries/Article_lib.php
Line: 159
Function: tag_link
File: /var/www/public_html/sportfeat/application/controllers/Read.php
Line: 42
Function: content
File: /var/www/public_html/sportfeat/index.php
Line: 308
Function: require_once
"Dalam bermain ganda harus ada komunikasi yang baik," ujar Fung Permadi mengawali, dikutip Sportfeat dari Tribunnews.
"Keduanya sudah tahu kebiasaan masing-masing."
"Jadi kalau ada yang keluar dari kebiasaan harus dibicarakan, bukannya mengambil asumsi sendiri.
"Itu yang (malah) terjadi kemarin," ujar Fung Permadi lagi.
Baca Juga: Fakta Baru, Terungkap Alasan Ganda Putri Nomor Satu Malaysia Keluar Pelatnas BAM
Namun begitu, meski komunikasi selalu jadi sorotan utama, Fung Permadi menambahkan bahwa sebenarnya ada masalah lain yang jadi biang keladi penurunan performa mereka.
Persoalan utama itu, diungkap Fung, adalah akibat minimnya gairah dalam bertanding.
"Tapi masalah komunikasi itu (masalah) minor," kata Fung.
"(Masalah) yang utama memang sudah kehilangan gairah (untuk bertanding)," sambung dia.
Baca Juga: Istri Pesepak Bola asal Paraguay Ditembak Mati saat Nonton Konser, Begini Kronologinya
Dalam beberapa turnamen yang diikuti, Praveen/Melati memang menunjukkan gesture seperti kurang semangat.
Gara-gara itu, beberapa penggemar bulu tangkis yang khawatir kalau saja mereka sedang menahan cedera.
Namun, faktanya mereka tidak sedang cedera.
Fung Permadi pun menjelaskan bahwa tandem Prvaeen/Melati kemungkinan besar sedang memasuki masa jenuh berkompetisi.
Kondisi itu diperparah dengan suasana kompetisi yang dalam dua tahun terakhir sejak pandemi menyerang, lawan yang dihadapi memang cenderung 'itu-itu saja'.
Apalagi ketika tim China absen di beberapa turnamen.
Baca Juga: Jika Mau Bertahan, Andrea Dovizioso Wajib Penuhi Target RNF Yamaha Ini di MotoGP 2022
"Mereka sudah redundant. Mereka di pelatnas sekian lama, bertanding sudah sering, bahkan kompetisi itu sudah sebagai satu rutinitas," tutur eks pemain tunggal putra itu..
"Jadi gregetnya itu sudah tidak ada (untuk berkompetisi)."
Lebih lanjut, Fung Permadi menilai bahwa Praveen/Melati butuh ruang untuk memperbaiki persoalan mereka.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa Praveen/Melati perlu tantangan lebih sulit agar memancing penampilan ganas mereka kembali.
Didegradasi dari pelatnas mungkin bukan keinginan mereka.
Namun siapa yang tahu bahwa mungkin dari titik inilah, mereka akan lebih berusaha lagi untuk membuktikan diri.
Baca Juga: Bos RNF Yamaha Sadar Hadapi Risiko Besar Nekat Datangkan Pembalap Lompat Kelas di MotoGP 2022
"Kalau kita lihat dari penampilan mereka (tahun lalu) tidak ada gregetnya," kata Fung Permadi.
"Buat mereka, kompetisi itu sudah kayak makan nasi saja."
"Makanya, sesekali harus makan steak. Itu yang tidak ada."
"Jadi mereka telah di titik di mana merasa bahwa kompetisi itu rutinitas," pungkas Permadi.
Tantangan sulit itu mungkin akan segera dilalui Praveen/Melati.
Setelah resmi jadi pemain non-pelatnas, Praveen/Melati kini akan ditantang untuk membuktikan kualitas mereka pada tiga turnamen Eropa di bulan Maret 2022.
Menurut rencana, PB Djarum akan memberangkatkan Praveen/Melati ke German Open 2022 (8-14 Maret), All England Open 2022 (16-20 Maret) dan Swiss Open 2022 (22-27 Maret).
Source | : | Tribun News |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |