SportFEAT.COM - Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, memandang bahwa hanya waktu yang bisa membuat Matthijs de Ligt berkembang.
Matthijs de Ligt datang ke Juventus dengan harapan besar seiring banderol tinggi yang dimilikinya.
Juventus mesti membayar 85,5 juta euro (sekitar 1,33 triliun) kepada Ajax Amsterdam pada musim panas lalu agar Matthijs de Ligt terbang ke Turin.
Ketidakraguan Juventus berinvestasi besar dilatarbelakangi oleh performa Matthijs de Ligt sepanjang musim 2018-2019.
Baca Juga: Bukti Permusuhan Cristiano Ronaldo pada Lionel Messi di Balik Panggung
Selain dinilai punya jiwa kepemimpinan matang karena menjadi kapten Ajax, bek 20 tahun itu juga kaya dengan prestasi.
De Ligt sukses membawa Ajax memenangi Liga Belanda untuk kali pertama sejak 2013.
Selain itu, bek bertinggi badan 189 sentimeter ini juga mengantarkan Ajax jadi kampiun Piala Belanda sejak terakhir kali meraih juara pada 2010.
Bahkan, De Ligt dkk hampir memberikan tiket final Liga Champions kepada klub beralias De Godenzonen, jika musim lalu mereka tak dikalahkan Tottenham Hotspur pada babak semifinal.
Matthijs De Ligt on life with Juventus: "There have been many changes but it is going well, I am really happy with the choice I made in the summer when I signed for Juventus. I am learning Italian. Both the language and the football, very different compared to the Dutch one." pic.twitter.com/cG5zIQNFaL
— Squawka News (@SquawkaNews) September 24, 2019
Baca Juga: Jadwal Korea Open 2019 - Kesempatan Anthony Ginting Lakukan Revans
Namun, sejak laga pramusim lalu, pesepak bola terbaik Belanda 2019 ini belum juga memberikan penampilan oke buat Juve.
Bahkan, ketika De Ligt telah mendapatkan jaminan tempat utama di pos bek tengah Juventus setelah kapten Giorgio Chiellini mengalami cedera panjang.
Dalam empat laga Liga Italia terakhir, De Ligt selalu mendapatkan rating penampilan di bawah 7, menurut WhoScored yang dikutip SportFEAT.com.
1' | | We get the ball rolling in Brescia!
LIVE MATCH https://t.co/kitL6jfBZz#BresciaJuve [0-0] #ForzaJuve pic.twitter.com/3XHGANthwH
— JuventusFC (@juventusfcen) September 24, 2019
Baca Juga: Tragedi Burnden Park, Sejarah Kelam Sepak Bola Inggris yang Terlupakan
Penampilannya, yang masih jauh dari harapan, tersaji dalam laga Serie A Juventus melawan Brescia, Rabu (25/9/2019) dini hari WIB.
Pada satu momen dalam pertandingan tersebut, bek bernomor punggung 4 ini gagal menyapu bola.
Alih-alih membuang si kulit bulat, De Ligt malah menendang kaki kapten Brescia, Dimitri Bisoli, yang membuat ia dikartu kuning pada menit ke-55.
Qui invece ci stava il rosso per Nicolò Barella... Ah era De Ligt. @SerieA @FIGC pic.twitter.com/A7x35pljSw
— Picchio (@Picchio_10) September 24, 2019
Baca Juga: Kekalahan di China Open 2019 Jadi Cermin Besar bagi Praveen/Melati
Walau masih tampil angin-anginan, De Ligt masih mendapatkan pembelaan dari pelatih Maurizio Sarri.
"Matthijs de Ligt sedang berkembang, kami perlu sedikit bersabar. Ia masih sangat muda dan datang dari Ajax yang punya gaya main amat berbeda," kata Sarri, dikutip SportFEAT.com dari DAZN.
"Ia fenomenal, tetapi masih belum siap," ucap Sarri menyambung.
Sarri menilai, apa yang ditunjukkan De Ligt juga terjadi pada bek kesayangannya dulu di Napoli, Kalidou Koulibaly.
Menurutnya, Koulibaly juga mengalami awal yang sulit setelah diboyong Napoli dari klub Liga Belgia, KRC Genk, pada 2014.
Source | : | whoscored.com,dazn.com |
Penulis | : | Ahmad Tsalis |
Editor | : | Ahmad Tsalis |