SportFEAT.COM - Bulu Tangkis Malaysia tampaknya memang tengah mengalami krisis serius baik dari sektor junior maupun senior.
Untuk pertama kalinya sejak 2014, Malaysia gagal meraih medali apapun pada Kejuaraan Dunia Junior 2019.
Seluruh wakil Negeri Jiran yang dikirim pada Kejuaraan Dunia Junior 2019 tak ada yang berhasil menembus babak semifinal.
Pencapaian tersebut memang menjadi yang terburuk bagi skuad bulu tangkis Malaysia di ajang bergengsi level junior itu.
Padahal, sebelumnya Malaysia cukup berjaya di level junior.
Beberapa di antaranya adalah dua gela rjuara dunia junior tunggal putri pada 2016 dan 2018 yang diraoh Goh Jin Wei serta medali perak Kejuaraan Dunia Junior 2018 ganda putri yang disumbang oleh Pearly Tan Koong Le/Toh Ee Wei.
Sementara itu, di level senior, Malaysia juga masih belum bisa berbicara banyak.
Baca Juga: Jadwal French Open 2019 - Fajar/Rian Kembali Temui Duo Veteran Denmark
Dalam periode kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 kali ini, beberapa nama wakil Malaysia yang mampu meraih gelar World Tour adalah pemain senior yang notabene sudah beralih menjadi pemain independen alias di luar naungan BAM (Badminton Association of Malaysia).
Sebut saja seprrti gadna campuran Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dan ganda putra Goh V Shem/Tan Wee Kiong.
Malaysia sebenarnya punya harapan dari Lee Zii Jia, khususnya sepeninggal Lee Chong Wei yang sudah memutuskan gantung raket.
Namun, kiprah Lee Zii Jia sendiri masih belum cukup berbicara banyak di panggung internasional.
Adapun dua ganda campuran yang pernah masuk dalam jajaran 10 besar dunia, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jamie dan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing, pun saat ini mengalami penurunan.
Rentetan hasil minor dari skuad bulu tangkis Malaysia tersebut rupanya menggugah rasa kepedulian salah satu sosok legenda bulu tangkis Malaysia, Razif Sidek.
Razif Sidek bahkan menyebut bahwa Malaysia kini sudah disalip oleh Jepang. Padahal, dulu Malaysia termasuk salah satu negara yang memiliki kekuatan bulu tangkis yang cukup mengancam selain China dan Indonesia.
"Ini sesuatu yang menyedihkan sekali bagi kami yang sebelumnya cukup kuat di olahraga bulu tangkis," ujar Razif Sidek, dikutip SportFEAT.com dari The Star.
"Saat orang-orang bertanya tentang bulu tangkis, dunia biasanya mengingat bahwa Malaysia ini termasuk dari tiga negara yang kuat bulu tangkisnya selain China dan Indonesia,"
"Sekarang, kami sudah dilewati Jepang, bahkan Thailand," ungkap pemain yang lekat dikenal sebagai salah satu Sidek Brothers.
Peraih medali perunggu ganda putra Olimpiade 1992 tersebut juga menyayangkan BAM sebagai induk bulu tangkis di sana belum maksimal dalam memanfaatkan talenta muda.
"Saya selalu memantau perkembangan bulu tangkis Malaysia. Ada banyak bakat dari para pemain muda, tapi BAM sepertinya masih belum mampu bagaimana mengasah mereka,"
"Saya menjadi juara All England Open (1982) saat masih berusia 19 tahun. Jadi saya sangat paham betapa pentingnya menanamkan mental juara kepada para pemain sejak usia muda," ucapnya lagi.
Baca Juga: Chan Peng Soon Sempat Keracunan Makanan Sebelum Ikuti Denmark Open 2019
Beralasan hal itulah, Razif Sidek menyebut bahwa dirinya saat ini amat terbuka dengan kemungkinan BAM dalam merangkulnya kembali kembali.
Apalagi, saat ini BAM dikabarkan tengah mencari sosok yang tepat dalam usaha menghidupkan kembali skuad junior mereka.
"Saya tidak tahu siapa yang dibidik BAM terkait pengumuman itu, tapi yang jelas saya tidak akan mengabaikan mereka jika mereka meminta saya untuk kembali," kata Sidek.
"Saya masih sangat peduli tentang bulu tangkis dan saya masih mampu dan ingin berkontribusi semampu saya," ucap runner-up Kejuaraan Dunia 1987 itu.
Source | : | The Star |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |