SportFEAT.COM - Ganda putri Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi sempat menangis setelah menelan kegagalan pada All England Open 2020.
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi menelan kekalahan di babak semifinal All England Open 2020.
Mereka terhenti di fase empat besar setelah kalah dari rekan senegara mereka sendiri, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Pada laga tersebut, penampilan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi memang terlihat di bawah performa terbaik mereka.
Pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 tersebut bahkan sempat tertinggal jauh dengan skor satu digit sebelum akhirnya kalah telak 12-21, 12-21.
Kekalahan tersebut rupanya dirasa menyesakkan bagi Matsutomo/Takahashi.
Mereka bahkan sempat menitikkan air mata tatkala menjawab beberapa pertanyaan wartawan setelah laga semifinal tersebut.
Seperti dilansir SportFEAT.com dari Sina Sports, Matsutomo dan Takahashi sama-sama tidak bisa menyembunyikan wajah sedih mereka.
Baca Juga: Singkirkan Ego, Ofisial Jepang Minta Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi sejatinya pernah mencicipi gelar juara All England Open 2016.
Tahun tersebut menjadi tahun emas mereka lantaran sukses menyandingkan raihan gelar All England dan emas Olimpiade.
Adapun sekarang ini, meski berhasil mencapai babak semifinal All England 2020, poin mereka masih cukup jauh dari dua pesaing sekaligus rekan senegara mereka.
Baca Juga: COVID-19 Pukul Mundur Pelaksanaan Piala Thomas dan Uber 2020
Matsutomo/Takahashi saat ini sudah terlempar dari posisi lima besar dunia dengan bertengger di peringkat tujuh.
Mereka kini menjadi pasangan ganda putri ketiga Jepang di bawah Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (3) dan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (2).
Artinya, kans Matsutomo/Takahashi untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 kini kian tipis.
Sebab, berdasarkan regulasi, setiap negara hanya boleh diwakili maksimal dua kontestan yang ada di peringkat delapan besar dunia.
"Sejauh ini kami sering kalah. Dibandingkan menang, kami lebih banyak menelan kekalahan akhir-akhir ini," ucap Ayaka Takahashi dikutip SportFEAT.com dari Badspi.jp.
"Kami minta maaf karena sering kalah, ini memang bukan hal yang bagus. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti ke depannya, untuk sekarang saya ingin beristirahat dan berpikir tentang target kami," imbuhnya.
Terlebih, turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut untuk sementara bakal menjadi turnamen terakhir yang resmi bergulir karena banyaknya turnamen selanjutnya yang ditunda akibat pandemi COVID-19.
"Turnamen All England selalu mengesankan, tapi saya sendiri belum bisa kembali menang sejak 2016," ucap Misaki Matsutomo.
"Di All England kami banyak memetik pelajaran, banyak hal terjadi," lanjut dia.
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi memang mengalami siklus kompetisi yang cukup sengit pada tahun ini.
Terakhir kali mereka berhasil memuncaki podium juara adalah pada Indonesia Masters 2019.
Performa Matsutomo/Takahashi dalam beberapa turnamen tertutupi oleh bangkitnya ganda putri Jepang.
Selain Matsumoto/Nagahara dan Fukushima/Hirota, ada juga ganda putri Jepang yang kini mulai ikut meramaikan persaingan dunia.
Sebut saja seperti Nami Matsuyama/Chiharu Shida dan Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata yang masing-masing bercokol di peringkat ke-12 dan ke-17 dunia.
Di sisi lain, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi sendiri sukses mencetak sejarah dengan menjadi pemain bulu tangkis Jepang yang sukses meraih medali emas olimpiade.
Pada saat memenangi medali emas Olimpaide Rio 2016 lalu, mereka juga sukses mematahkan dominasi ganda putri China yang berlangsung selama 20 tahun.
(*)
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | badspi.jp,Sina Sports |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |