Abramovich yang melihat pertandingan tersebut begitu terkesima dan mulai timbul niatan untuk memiliki klub sepak bola.
Pada awalnya klub yang akan coba dimiliki oleh Abramovich bukanlah Chelsea melainkan Tottenham Hotspur.
Namun karena alasan lokasi dan struktur bisnis yang sederhana, maka pada akhirnya Abramovixh menjatuhkan pilihannya kepada The Blues.
Setelah sukses memiliki Chelsea, Abramovic langsung mengucurkan dana 100 juta poundsterling atau setara dengan 1,9 triliun rupiah untuk belanja pemain.
Baca Juga: Liga Inggris Ditangguhkan, NIlai Jual 10 Pemain Ini Anjlok di Pasaran
Tak lupa dirinya juga menunjuk manajer kharismatik milik FC Porto kala itu, Jose Mourinho untuk menjadi nahkoda bagi klub miliknya.
Pengorbanannya tak sia-sia, akhirnya Chlesea kembali dapat merasakan gelar setelah sekian lama tak mencicipi gelar Liga Inggris.
Namun Liga Inggris bukanlah ambisi terbesar seorang Abramovich. dirinya mengininginkan trofi yang lebih bergengsi.
Abramovich mengaku dirinya sangat terobsesi dengan Liga Champions Eropa.
Berkat keinginan besarnya tersebut, tak jarang manajer-manajer ternama pernah menjadi korban pemecatan oleh dirinya.
Sebut saja Carlo Ancelotti, Luis Felipe Scolari, dan Andre Villas-Boas pernah menjadi korban pemecatan Abramovich.
Setelah penantian selama delapan tahun sejak 2004, akhirnya Chelsea berhasil menjuarai Liga Champions Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Saat itu Chelsea berhasil mengalahkan Bayern Muenchen lewat drama adu penalti yang berlansung di Alianz Arena markas De Bavarians.
Peran Abramovich dalam mengubah Chelsea menjadi klub yang luar biasa rupanya juga menginspirasi pengusaha lain untuk terjun dalam dunia sepak bola.
Sebut saja Sheikh Mansour yang pada akhirnya mengakuisisi Manchester City pada tahun 2008.
Gebrakan yang dilakukan oleh Abramovich juga mengubah sepak bola menjadi lebih modern dan tidak monoton seperti dahulu lagi.
(*)
Source | : | BBC,Goal dan berbagai sumber |
Penulis | : | Ridwan Budiman |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |