Pembalap berusia 41 tahun itu pun tak berpikir panjang dan langsung mengiyakan permintaan Simoncelli itu.
Apalagi keduanya berasal dari negara yang sama yakni Italia.
Baca Juga: Sempat Dilema, Ini Alasan Maverick Vinales Lebih Pilih Yamaha Ketimbang Ducati
Namun dibalik keputusan mengiyakan keinginan mendiang Simoncelli itu, muncul sebuah kekhawatiran pada diri Rossi.
Hal itu tak terlepas dari kecemburuan dari pembalap lain terkait cara mereka menyiapkan balapan.
"Awalnya kami ragu, Simoncelli bersikap baik dan aku berkata kepada diri sendiri jika ada seorang yang menemaniku saat berlatih itu akan bagus," sambung Rossi.
Mantan juara dunia MotoGP itu pun menilai bahwa latihan bersama adalah metode yang bagus untuk pengembangan kemampuan balap.
"Kupikir itulah cara untuk tumbuh dan menjadi lebih kuat, dari itu akademi lahir," kata Rossi.
Baca Juga: Lockdown Jadi Kesempatan Johann Zarco Pelajari Cara Jorge Lorenzo Taklukkan Ducati
Namun pukulan telak harus dialami Rossi pada 2011 saat Simoncelli harus meregang nyawa di lintasan Sirkuit Sepang, Malaysia.
Meski demikian, Valentino Rossi mengaku masih merasakan semangat Super Sic, hingga akhirnya memutuskan untuk membuat VR46 Riders Academy pada 2014.
Hingga saat ini, akademi balap milik Valentino Rossi ini sukses melahirkan pembalap-pembalap muda potensial seperti Franco Morbidelli dan Francesco Bagnaia.
Baca Juga: Maverick Vinales Malah Kesal Valentino Rossi Didepak Yamaha untuk MotoGP 2021
View this post on Instagram
Source | : | Tuttomotoriweb |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |