"Itu karena saat itu BWF mau mengubah format secepat mungkin. Hanya ada tiga atau empat uji coba di turnamen kecil, lalu langsung diterapkan.”
“Padahal saat itu kualifikasi Olimpiade 2020 akan dimulai. Bila menggunakan format baru, para pemain tidak punya banyak waktu untuk beradaptasi.
“Selain itu, saat itu BWF juga mengajukan usulan tidak boleh ada pelatih yang mendampingi saat pertandingan. Tentu kita tolak."
Baca Juga: Diusir dari Skuad SEA Games 2021, Begini Reaksi si Penakluk Kento Momota
Bambang Roedyanto yang akrab dipanggil Rudy juga menjelaskan beberapa keuntungan dari perubahan sistem skor baru yang diusulkan PBSI.
“Lalu kami melakukan rapat dengan pengurus dan pelatih, ternyata format sistem skor 5X11 akan cocok bagi bulutangkis ke depannya.”
“Seperti para pemain tidak hanya mengandalkan stamina, durasi pertandingan bisa ditekan menjadi lebih singkat dan dipastikan laga akan seru dari awal," ungkap Rudy.
Baca Juga: Rionny Mainaky Bongkar Alasan PBSI Enggan Rombak Susunan Pelatih Tim Utama
Sementara itu, pebulutangkis ganda putra Hendra Setiawan mengaku mendukung keputusan PBSI terkait perubahan sistem skor ini.
"Saya secara pribadi sih setuju saja dengan perubahan skor. Kalau sampai diterapkan ini sangat positif karena pertandingan tidak akan terlalu lama dan stamina juga bisa dihemat,” ucap Hendra
Peraturan ini tentu membantu pebulutangkis yang sudah berumur seperti Hendra yang staminanya tidak seperti waktu muda.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |