SportFEAT.COM - Legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, mengajari anaknya untuk menghormati orang yang tengah menjalani ibadah puasa Ramadhan.
Bulan suci Ramadhan telah tiba yang tentu membuat suka cita seluruh umat Islam di dunia.
Meski baru memasuki pekan pertama, telah banyak momen unik yang terjadi di bulan penuh berkah ini.
Legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei menyimpan sebuah cerita menarik terkait momen puasa tahun ini.
Baca Juga: Sudah Divaksinasi, Begini Curhatan Pebulu Tangkis Ganda Campuran Nomor Satu Malaysia
Mantan raja bulu tangkis dunia itu membagikan kisahnya tersebut lewat unggahan facebook pribadinya.
Kisah berawal ketika anaknya yang bernama Kingston menyantap bekal makanan di depan teman sekelas yang tengah menjalani ibadah puasa di hari pertama.
Kingston yang belum mengerti soal hal tersebut lantas diminta gurunya untuk makan di tempat yang sepi.
Sesampainya di rumah, Kingston bercerita kepada Lee Chong Wei soal kejadian temannya yang tak menyentuh makanan di kelas.
Lee Chong Wei pun menjelaskan bahwa temannya tersebut sedang menjalankan ibadah puasa.
Baca Juga: Mantan Ganda Putra Indonesia soal Format Skor Anyar: Bikin Masalah Kalau Berubah Jadi 5×60!
"Sebelum waktu istirahat, saya berbagi makanan dan minuman dengan teman sekelas. Ada dua teman baik saya, Syihan dan Amli tidak mau makan. Mengapa?," tulis Chong Wei menirukan kata Kingston.
"Kemudian saya disarankan guru untuk makan di sudut yang jauh dari beberapa teman. Ada apa denganku, papa?” tanya Kingston.
“Kamu tidak salah. Teman-temanmu sebenarnya sudah mulai berpuasa. Dan guru menyuruhmu makan di samping sebagai tanda penghormatan kepada teman-teman yang sedang berpuasa.
Mantan rival Taufik Hidayat itu lantas memberi pengertian kepada anaknya terkait pentingnya toleransi.
"Jadi, kamu mendapat nasehat dari teman-teman China dan India, sebaiknya kamu mendukung teman-teman Melayu yang puasa," kata Chong Wei.
"Jika kita tidak mentolerir, Koko (sebutan kakak tertua dalam tradisi China) tidak akan bisa berteman lagi dengan Amli dan Syihan.
"Bayangkan jika tidak ditolerir, Koko yang bermain kembang api saat Tahun Baru pasti dikutuk.
“Jika tidak ada rasa hormat, teman-teman India untuk pawai Thaipusam harus dihentikan. Jika mereka tidak saling menghormati, tidak mungkin pusat perbelanjaan memiliki pohon Natal saat Natal," ucap dia lagi.
"Kami memenangkan sepak bola (sepak bola) dan Piala Thomas karena kami toleran dan bersatu," pungkasnya, seperti dikutip SportFeat.com dari Harian Metro.
Source | : | Harian Metro |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |