SportFEAT.com - Direktur balapan Yamaha, Lin Jarvis ingin mundur dan mengakhiri kariernya setelah 20 tahun memimpin tim berlogo garpu tala itu. Namun niatnya berubah gara-gara Fabio Quartararo.
Setelah 20 tahun lamanya memimpin Yamaha, Lin Jarvis ternyata mulai berpikir untuk mengundurkan diri.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam wawancara terbaru bersama Motorsport Total.
Lin Jarvis yang sekarang berusia 64 tahun, telah mempertimbangkan untuk mundur dari jabatannya.
Pemikiran itu muncul dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat masa-masa sulit yang dilalui Yamaha.
"Saya lelah," ucap Lin Jarvis mengakui.
Baca Juga: MotoGP 2022 – Petinggi Gresini Racing Bocorkan Alasan Cerai dengan Aprilia dan Pilih Gabung Ducati
"Pandemi virus Corona telah membuat kami banyak melakukan pekerjaan tambahan. Pada saat yang sama, kebahagiaan juga hilang karena kami tidak bisa ke restoran, banyak batasan dan tidak bisa lagi mengundang tamu" ucap Jarvis.
Covid-19 bukan satu-satunya alasan Jarvis berpikir untuk mundur.
Masalah di Yamaha sempat sangat krusial, salah satunya telah puasa gelar juara dunia sejak 2015 silam.
Selain itu, tahun lalu tim berlogo garpu tala harus ketiban masalah soal mesin. Yamaha diberi sanksi pengurangan poin manufaktur dan tim setelah kedapatan mengganti klep yang rusak tanpa memberi tahu pihak MSMA.
Baca Juga: MotoGP 2022 - Update Kondisi Marc Marquez, Masih Harus Jauh-jauh dari Hal Ini
Tepatnya ada regulasi yang kurang dipahami secara benar oleh pihak Yamaha terkait penggantian mesin mereka.
Kemudian di MotoGP 2021, Yamaha juga harus berurusan dengan masalah yang ditimbulkan Maverick Vinales hingga terpaksa menjatuhkan hukuman skors kepada pembalap yang sudah pindah ke Aprilia itu.
Kasus Maverick Vinales ini sampai membuat petinggi Jepang di Yamaha tampaknya ikut murka.
Baca Juga: Setelah Terdepak dari MotoGP, Iker Lecuona Belum Apa-apa Sudah Tuai Start Malang di WSBK
"Masalah klep juga sangat melelahkan. Lalu tahun ini kami juga harus berurusan dengan kasus Maverick," ucap Lin Jarvis.
Semua musibah dan ujian yang mendera Yamaha membuat Jarvis wajar berpikir untuk mundur.
Apalagi target juara dunia serasa mustahil bagi mereka mengingat Rossi kala itu akan pensiun.
Namun semua mulai berubah ketika Fabio Quartararo hadir.
Di MotoGP 2021 ini, Fabio Quartararo sukses membuktikan diri menjadi juara dunia.
Yang mana hal ini mampu membuat Jarvis berubah pikiran dan menunda keinginannya mundur.
Baca Juga: Fabio Quartararo Tambal Kelemahan Yamaha dengan Bakatnya, tapi Tak Jamin Bertahan di MotoGP 2022
"Gelar Fabio, dalam satu hal, adalah hadiah atas kerja keras kami," ucap Jarvis merujuk pada upaya Yamaha mengembangkan M1 sejak 2016.
"Sekarang saya masih termotivasi untuk melakukan pekerjaan saya. Namun prioritas utama tetap mendapatkan hasil bagus."
"Sekarang saya berusia 64 tahun dan saya pikir masih bisa memiliki 3-4 tahun lagi."
"Target saya adalah mendapatkan sepuluh gelar. Saya ingin merayakan dua gelar lagi kemudian baru mundur," ucap Jarvis.
Source | : | Motorsport Total |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |