SportFEAT.com - Legenda MotoGP, Casey Stoner sebut mantan timnya terlalu fokus pada pengembangan motor dan sedikit menepikan faktor pembalap.
Desmosedici memang menjadi motor yang tengah dalam performa terbaiknya dalam beberapa musim kebelakang.
Namun sayangnya, Ducati masih terus-terusan gigit jari usai belum ada satu pun pembalapnya yang mampu meraih gelar juara dunia.
Sang legenda pun turut angkat bicara soal situasi ini.
Bagi Casey Stoner yang membela Ducati selama 4 tahun, tim Borgo Panigale itu hanya berfokus pada pengembangan motor dan sedikit menepikan sisi pembalap.
"Saya melihat mereka terlalu fokus pada (pengembangan) motor," kata pria asal Australia itu dikutip Sportfeat dari Motorsport.
"Celakanya, apa yang ingin dilihat oleh para insinyur di motor, bukan apa yang diinginkan para pembalap."
"Para insinyur Ducati mampu membuat sepeda motor sesuai keinginan mereka, tetapi pembalap yang ada di atas sadel."
Baca Juga: Singapore Open 2022 - Beberapa Pemain Top Dunia yang Pilih Absen, Ada Ganda Putra Nomor 1 Malaysia!
Stoner menjadi pembalap Ducati terakhir yang bisa meraih gelar juara dunia pada tahun 2007.
Hebatnya lagi, pembalap asal Prancis itu menyabet gelar juara setelah satu musim berstatus rookie bersama LCR Honda di musim sebelumnya.
Catatan itu tambah sensasional ketika Stoner menjadi juara dunia dengan menorehkan 10 kemenangan dan 14 podium dari 18 seri yang digelar.
Di MotoGP 2021, Ducati hampir meraih gelar juara dunia bersama Francesco Bagnaia setelah mendominasi jalannya paruh kedua.
Baca Juga: Sukses Buat Kejutan di Malaysia Masters 2022, Begini Kata Ganda Campuran Terbaik Pelatnas
Sayangnya upaya itu tak cukup dan membuat Bagnaia hanya mampu menghuni peringkat kedua.
Bermodalkan hasil itu, teknisi Ducati kembali meningkatkan performa motornya.
Namun, kedua pembalapnya, Bagnaia dan Jack Miller seperti tidak mengenali motornya kembali.
Alhasil di awal-awal seri MotoGP 2022, tim pabrikan Ducati begitu kesulitan bersaing.
Baca Juga: Fajar/Rian Raih Gelar Juara Malaysia Masters 2022 Berkat Ganda Putra Ranking 2 Dunia?
"Jika rider tidak merasa nyaman, ia takkan mendapatkan hasil bagus,” kata Stoner lagi.
"Dalam kejuaraan sekelas MotoGP, hanya itu (rasa nyaman di atas motor) yang diminta pembalap untuk bisa menjadi juara,"
"Tetapi para insinyur Ducati selalu mencari sesuatu yang istimewa, yang bahkan mungkin tidak ada."
Baca Juga: Pasangan Nomor Satu Malaysia Masih Apes, Rexy Mainaky Iri dengan Kualitas Ganda Putra Indonesia
"Dan ketika melakukan sesuatu yang istimewa, mereka percaya itu satu-satunya cara untuk sampai ke sana (merebut gelar juara dunia)."
"Namun, jangan lupa bila hingga kini tidak ada motor yang menang tanpa pembalap."
"Dengan kata lain, sudah saatnya Ducati harus lebih memperhatikan (masukan dan kebutuhan) pembalap dan mengurangi fokus ke motor," tutur Stoner.
Source | : | Motorsport.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |