Cal Crutchlow bahkan menjadi saksi betapa menderitanya Quartararo sepanjang balapan.
Dari kacamata pembalap 36 tahun itu, masalah Yamaha terungkap lagi.
"Saya berada di rombongan yang sama dengan Fabio. Dia tidak bisa membelokkan motornya dan menikung dengan cerdik seperti biasanya," ungkap Cal Crutchlow dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Saya pun merasakan hal yang sama dengannya," tukas Crutchlow.
Menurut analisis Crutchlow, ada beberapa faktor yang membuat motor M1 Yamaha benar-benar seperti tak berkutik di Sirkuit Buriram pekan lalu.
Pada balapan di trek basah itu, suhu ban yang terpasang di Yamaha terlalu tinggi.
"Kami memilki suhu yang terlalu tinggi, oleh karena itu terlalu banyak tekanan udara di ban depan," ucap Crutchlow.
"Saya berusaha memaksimalkan ban belakang untuk melindungi ban depan, tapi dalam prosesnya justru ban belakang yang jadi semakin rusak," tukasnya.
Pembalap asal Inggris itu juga mengaku sudah tidak bisa menginjak gas lagi, yang membuat kecepatannya semakin kurang.
"Hujan hanya memperburuk masalah motor di musim kering. Akhirnya saya tidak bisa menginjak gas lagi," kata Crutchlow.
"Suatu kali saya menyalip Fabio, tapi kemudian dia menyalip saya lagi. Saya sudah tidak bisa dekat dengan rombongan di depan saya dan tidak bisa dapat poin.
"Saya membiarkan Fabio melewati saya tapi ternyata dia pun ada di posisi yang sama dengan saya sebelumnya (dan gagal dapat poin, red)," tukas Crutchlow yang finis di P19.
Hasil mimpi buruk Yamaha di Buriram jelas mempengaruhi tensi panas persaingan perebutan gelar juara dunia.
Kini Fabio Quartararo memang masih bertahan di puncak klasemen, tapi dia masih dengan 219 poin.
Sedangkan Francesco Bagnaia, pesaing terdekatnya, kini hanya berselisih 2 poin dengan 217 usai finis di podium ketiga.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |