Imbasnya, program Coaching & Training (C&T) BAM pun juga dibubarkan.
Pasalnya, para pelatih seperti Rexy Mainaky (Direktur Kepelatihan Ganda) dan Wong Choong Hann (Direktur Kepelatihan Tunggal) sudah tidak akan melaporkan kinerja pemain kepada BAM.
Rexy Mainaky dan Wong akan melapor secara rutin kepada pihak ABM, di mana di sana ada CEO ABM Michelle Chai dan Direktur Kinerja Tinggi ABM, Dr. Tim Jones.
Dengan keputusan tersebut, ABM akan lebih banyak mengurusi persoalan pemain dan pelatih baik dari sponsor, finansial, kinerja dan prestasi.
Sedangkan BAM hanya benar-benar fokus pada administrasi.
Hal itu mirip seperti yang dilakukan sepak bola Malaysia, di mana ada FAM (Persatuan Sepak Bola Malaysia) dan MFL (Liga Sepak Bola Malaysia).
"Tidak ada lagi C&T, BAM hanya akan fokus pada administrasi, seperti FAM dan MFL," kata Norza Zakaria dikutip Sportfeat dari Harian Metro.
"Prestasi-prestasi tinggi akan jadi tanggung jawab ABM, seperti menghasilkan juara dunia, meraih medali emas Olimpiade, Juara Piala Thomas dan hal-hal lainnya berkaitan dengan pemain," tandasnya.
Keputusan itu dibuat tampaknya akibat penurunan performa BAM yang mulai terjadi secara masif.
Meski dari luar Malaysia baru saja menggondol juara dunia (ganda putra) dan juara French Open 2022 (ganda putri), namun dari sisi pemain pelapis, Malaysia masih stagnan.
Apalagi di Kejuaraan Dunia Junior 2022, Malayasia gagal lagi lolos ke perempat final yang membuat target mereka jalan di tempat dari edisi 2019 sebelumnya.
Source | : | hmetro.com.my |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |