SportFEAT.COM - Cesc Fabregas baru-baru ini berbagi soal kisah kariernya sebagai pemain sepak bola, termasuk saat mendapat rayuan maut dari Real Madrid.
Rayuan maut dari Real Madrid itu diakui Cesc Fabregas datang saat dirinya baru merintis karier sebagai pemain sepak bola.
Hal tersebut diungkap oleh pemilik nama lengkap Francesc Fabregas Soler itu dalam sebuah wawancara yang dilansir SportFEAT.com dari AS.
Dalam wawancara itu, Cesc Fabregas yang saat ini memperkuat AS Monaco berbicara banyak hal soal kariernya sebagai pesepak bola.
Salah satu fakta menarik yang terungkap dari wawancara itu adalah upaya Real Madrid untuk merekrut Fabregas saat dirinya masih berusia muda.
Menurut Cesc Fabregas, pihak Real Madrid pernah mendekatinya walau pada saat itu dirinya masih berstatus sebagai pemain akademi Barcelona.
Upaya Madrid untuk membajak didikan La Masia itu, menurut Fabregas, tak hanya datang sekali.
Tercatat ada dua presiden Real Madrid, Florentino Perez dan Jose Ramon Calderon, yang sama-sama mendekati Cesc Fabregas pada masa kepemimpinannya.
Baca Juga: Saga Transfer Neymar Bikin Ruwet Kondisi Ruang Ganti Barcelona
"Jika saya ingin, saya bisa saja bermain di Madrid. Lebih dari sekali mereka telah menghubungi saya," ujar Fabregas mengenang momen itu.
Tawaran Real Madrid yang pertama disebut Cesc Fabregas datang tatkala dirinya bakal beralih menjadi pemain profesional di usia 18 tahun.
Akan tetapi, Fabregas saat itu lebih memilih hijrah ke London untuk bergabung dengan Arsenal.
Sosok pelatih Arsenal saat itu, Arsene Wenger, disebut Cesc Fabregas berhasil meyakinkannya untuk tak menerima tawaran Real Madrid.
"Saya masih 18 tahun dan Real Madrid datang dengan tawaran gaji yang sangat besar, tetapi saya merasa lebih diinginkan Arsenal," ujar Fabregas.
"Arsene Wenger mempertaruhkan segalanya untuk saya. Namun saya sangat berterima kasih atas ketertarikan Real Madrid saat itu," tutur pria 32 tahun ini menjelaskan.
Lima tahun setelah tawaran pertama itu dilayangkan, Real Madrid kembali datang merayu Cesc Fabregas.
Kala itu tawaran El Real datang saat Fabregas tengah mengalami cedera yang cukup serius.
"Pada saat saya 23 tahun, saya mengalami cedere fibula dan Real Madrid mengirimkan surat yang sangat menyentuh," ucapnya.
"Saya menghargai ketertarikan mereka, tetapi mimpi saya adalah bisa bermain untuk Barcelona," ujar Fabregas melanjutkan.
Baca Juga: Rumah Metzelder Digerebek Polisi karena Laporan Seorang Wanita Misterius
Belakangan terungkap bahwa tawaran Real Madrid itu datang untuk mendahului proposal dari Barcelona yang kapan saja bisa dilayangkan utuk Cesc Fabregas.
Apalagi saat itu Fabregas mulai berniat meninggalkan Arsenal demi dapat meraih prestasi di level klub.
Pasalnya, Cesc Fabregas telah mencicipi kesukesan di level internasional dengan memperkuat Timnas Spanyol dalam menjuarai Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010.
Upaya kedua Real Madrid untuk menggaet Cesc Fabregas pada akhirnya juga harus berujung dengan kegagalan.
Pasalnya, Fabregas kemudian lebih memilih meninggalkan Arsenal demi mewujudkan mimpi memperkuat Barcelona pada musim 2011.
Bersama tim impiannya itu, Cesc Fabregas sukses meraih lima piala termasuk saat menjuarai Liga Spanyol 2012/13.
Kebersamaan Fabregas bersama Barcelona ternyata hanya berlangsung selama tiga musim saja, karena sang pemain memilih untuk kembali ke Inggris pada musim 2014/15.
Alih-alih mudik ke Arsenal, Cesc Fabregas saat itu bergabung dengan tim asal London lainnya, Chelsea.
Keputusan sang gelandang bergabung dengan The Blues rupanya tak berakhir dengan penyesalan.
Sebab, Cesc Fabregas sukses memenangi Liga Inggris sebanyak dua kali (2014/15 dan 2016/17), sesuatu yang tak pernah dicapainya bersama Arsenal.
Baca Juga: Chinese Taipei Open 2019 - Beda Nasib 2 Ganda Putra Indonesia
Secara total, Fabregas berhasil memenangi lima gelar juara bersama Chelsea sebelum akhirnya memutuskan pergi dari Stamford Bridge pada musim 2018/19.
Cesc Fabregas pun memutuskan untuk mencoba peruntungannya di Liga Prancis dengan memperkuat AS Monaco.
Source | : | as.com |
Penulis | : | Doddy Wiratama |
Editor | : | Doddy Wiratama |