SportFEAT.COM - Pelatih ganda putra Indonesia, Herry IP mulai memberikan warning kepada Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso setelah melihat hasil buruk yang mereka tampilkan.
Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso kembali tersingkir di babak awal pada turnamen yang mereka ikuti.
Kali ini adalah All England Open 2020.
Pada All England Open 2020, Wahyu/Ade langsung dipaksa angkat koper oleh ganda putra unggulan ketiga asal China, Li Jun Hui/Liu Yu Chen.
Wahyu/Ade sebenarnya mampu mengimbangi permainan Li/Liu.
Hal tersebut dapat terlihat dari kemampuan mereka memaksa Li/Liu menjalani laga rubber game.
Akan tetapi, pada gim ketiga, Wahyu/Ade yang kini bertengger di peringkat ke-26 dunia itu justru tampil kendur hingga kalah dengan skor 13-21, 21-19, 8-21.
Kekakalahan di babak pertama All England Open 2020 tersebut menambah panjang daftar panjang hasil buruk yang diraih Wahyu/Ade sepanjang 2020.
Pada dua turnamen sebelumnya, yakni Malaysia Masters 2020 dan Indonesia Masters 2020, mereka juga langsung tersingkir di putaran 32 besar.
Rentetan hasil minor tersebut tak luput dari evaluasi pelatih ganda putra PP PBSI, Herry Iman Pierngadi.
Pelatih yang akrab disapa Herry IP tersebut menjelaskan bahwa Wahyu/Ade sebenarnya memiliki kualitas teknik yang tak kalah dengan para ganda putra elite dunia.
Namun, masih ada satu hal yang disayangkan Herry IP yakni soal mental bertanding mereka.
"Menurut saya dari segi teknik permainan mereka nggak kalah. Cuma dari mentalnya mereka naik turun. Kadang bisa bagus, kadang bisa drop," kata Herry IP dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Baca Juga: Di Balik Kegagalan Marcus/Kevin di All England 2020 Tersimpan Sekelumit Catatan Manis
Sebagai ganda putra yang paling senior, performa Wahyu/Ade memang terus jadi sorotan.
Mereka terhitung sebagai pasangan yang diduetkan sudah cukup lama, yakni sekitar tahun 2012 silam.
Berbagai kelas turnamen pun sudah pernah mereka ikuti.
Wahyu/Ade bahkan juga sempat membuat beberapa kali kejutan dan kerap menyulitkan pasangan papan atas dunia.
Performa Wahyu/Ade sempat panen pujian pada akhir tahun 2019 lalu, tepatnya saat mereka berhasil mengantarkan tim putra Indonesia meraih medali emas SEA Games 2019.
Saat itu Wahyu/Ade menjadi penentu untuk kemenangan tim putra Indonesia setelah sukses menaklukkan ganda putra Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.
Namun demikian, torehan manis tersebut masih belum cukup untuk menutupi hasil minor mereka pada turnamen BWF.
Jika mau menilik riwayat turnamen Wahyu/Ade dalam satu tahun terakhir, mereka sering menjalani laga dalam tiga gim dengan skor yang cukup ketat.
Namun, hasil akhirnya sering tak berujung manis bagi mereka.
Kini, Herry IP pun menyiratkan sebuah lampu kuning alias warning kepada Wahyu/Ade.
"Ini yang menjadi PR dan evaluasi buat mereka sendiri. Kesempatan saya rasa cukup banyak dan cukup baik. Saya dan PBSI sudah memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut pertandingan dimana-mana," tegas Herry.
"Cuma hasilnya masih kurang memuaskan. Ini memang terkait faktor individu mereka masing-masing. Kehidupan sehari-hari mereka seperti apa, mereka harus evaluasi diri mereka sendiri," tandasnya.
Selama bertandem, Wahyu/Ade pernah beberapa kali mencapai sembilan babak final. Tujuh di antaranya berhasil dimenangi mereka.
Salah satu gelar juara yang paling banyak diingat dan cukup berkesan sejauh ini adalah kemenangan Wahyu/Ade pada Thailand Open 2015.
Kala itu, mereka sukses merengkuh titel kampiun usai menaklukan mantan ganda putra nomor satu dunia asal Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dengan skor 20-22, 23-21, 21-16.
Adapun gelar juara lain yang berhasil dikantongi Wahyu/Ade adalah Dutch Open 2013, Vietnam Open 2017, Macau Open 2017, Dutch Open 2018, Victor International Series 2017, serta Iran International Challenge 2013.
Sedangkan dua final lainnya harus puas diakhiri dengan raihan runner-up yakni pada Australian Open 2018 dan Thailand Masters 2018.
(*)
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |