SportFEAT.COM - Ayah Jorge Lorenzo mengeluarkan pernyataan cukup kontroversial dengan menganggap Valentino Rossi sebagai raja curang di MotoGP.
Aksi Valentino Rossi sealam berkarier di MotoGP memang tidak pernah lepas dari sorotan media.
Valentino Rossi sudah dilabeli sebagai legenda hidup MotoGP selama 20 tahun lebih kariernya di ajang balap motor.
Prestasi The Doctor pun juga tidak bisa dianggap remeh.
Baca Juga: Valentino Rossi Rasakan Efek Negatif Jalani Dua Seri Balapan di Sirkuit Sama pada MotoGP 2020
Pembalap yang sekarang berusia 41 tahun itu telah berhasil mengantongi sembilan gelar juara dunia.
Jumlah yang fantastis dalam masa kejayaan Rossi di MotoGP.
Di balik kariernya yang melesat, Rossi ternyata juga beberapa kali terlibat persaingan sengit.
Salah satu yang paling teringat jelas tentu adalah rivalitas Rossi dengan Max Biaggi di awal 2000-an.
Namun siapa sangka, beberapa hal berbau persaingan itu ternyata dinilai oleh ayah Jogre Lorenzo, Chico Lorenzo sebagai hal yang sedikit di luar batas.
Bahkan, Chico Lorenzo belum lama ini mengeluarkan pernyataan cukup kontroversial terkait Valentino Rossi.
Baca Juga: Musim Depan Hengkang dari KTM, Pol Espargaro Yakin Bisa Mengadu Nasib di Repsol Honda
Ia menganggap bahwa Rossi adalah raja curang di ajang MotoGP.
Alasan Chico Lorenzo melabeli Rossi demikian karena ada banyaknya 'ulah' Rossi yang sering dianggapnya merugikan pembalap lain ketika balapan.
Bahkan, Chico menilai, dulu Rossi juga beberapa kali terlibat psy-war dengan pembalap lain.
Baca Juga: Suzuki Buka Peluang Jadikan Andrea Dovizioso Jadi Pembalap Penguji, tapi...
"Sete Gibernau adalah pembalap pertama yang merasakan kecurangan (Rossi) di trek," ujar Chico Lorenzo dikutip SportFEAT.com dari Paddock GP.
"Dia (Rossi) sengaja membawanya sampai harus ke luar lintasan dan terus mengganggunya di podium," tukas Chico.
Tidak cuma Sete Gibernau, Chico menilai Rossi pernah melakukan ulah-ulah demikian saat bersaing dengan Max Biaggi dan Casey Stoner.
"Dengan Biaggi, mereka nyaris sampai bertengkar," ucap Chico.
"Rossi selalu menerapkan strategi yang sama. Di Laguna Seca (momen Rossi-Stoner), dia menyalip Stoner dari luar tikungan Corcscrew (yang bisa berbahaya),"
"Ia terus menggangunya hingga Casey kehilangan akal dan akhirnya berakhir di tanah (jatuh),"
Rossi vs Stoner Laguna Seca (2008?) Great battle ???????????????????????? #oldskoolracing pic.twitter.com/zi5y5t7gKY
— ????1????????????????????????????????????????36.7K (@Bertieschip) June 1, 2018
Chico mengatakan bahwa putranya, Jorge Lorenzo juga hampir menjadi korban kecurangan Rossi, namun hal tersebut tidak berhasil diterapkan.
"Ketika Jorge Lorenzo menjadi saingan terbesarnya (rekan setim di Yamaha), dia mencoba semua jenis strategi. Tetapi tidak ada yang berhasil," ujar Chico.
Baca Juga: Tak Sanggup Bersaing dengan Teknologi di F1 buat Honda Pilih Minggat, Nasib di MotoGP dalam Bahaya?
Momen Perubahan Valentino Rossi
Kendati mengeluarkan pernyataan kontroverisal, Chico tak serta merta mengkritisi Rossi.
Menurut pandangan Chico, ada satu momen krusial yang akhirnya mengubah sikap Rossi baik di trek maupu di luar balapan.
Dan momen tersebut terjadi pada 23 Oktober 2011, ketika Rossi kehilangan sahabat dekatnya Marco Simoncelli.
Marco Simonecelli meninggal dunia saat menjalani balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia, yang mana Rossi menjadi saksi kejadiaan naas tersebut.
"Momen perubahan Valentino Rossi harus dikatakan dimulai pada 23 Oktober 2011," jelas Chico.
"Ssejak itu sikapnya mulai berubah, mungkin dia akhirnya menyadari dan mengerti bahwa ini (MotoGP) adalah olahraga di mana Anda bisa kehilangan nyawa," tukasnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | Paddock GP |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |